Bullying Di sekolah, Kenali Dan Cegah Sejak Dini – Siang ini, sampai di rumah, Nana tertunduk lesu. Wajahnya tampak murung, seperti terlihat sedih, jengkel, dan takut. Tidak ada satu katapun yang terucap dari bibir gadis mungil berusia 10 tahun ini.
Bullying Di sekolah, Kenali Dan Cegah Sejak Dini
thebullybook – Apa yang membuatnya seperti ini?Nana adalah gadis berusia 10 tahun, ia duduk di bangku sekolah dasar. Nana adalah anak yang periang, cerdas, dan penurut. Nana termasuk anak yang memiliki banyak teman di sekolah. Nana disukai, karena Nana tidak pernah memilih-milih teman untuk bergaul. Tetapi, kenapa siang itu Nana terlihat murung?
Kebetulan, tidak lama berselang, ibu Nana pulang dari tempatnya bekerja. Ibu Nana bekerja sebagai tukang jahit di sebuah usaha konveksi milik tetangganya. “Lho, nak, kok murung? Ada apa? Tidak biasanya kamu seperti ini.” Tanya ibu kepada Nana. Nana hanya diam dan menggelengkan kepala.
Baca Juga : Buku Orang Tua Tentang Bully
Sang ibu semakin bingung dengan keadaan ini.Sore itu juga, ibu menuju ke rumah Tea, untuk mencari tahu apa yang telah dialami oleh Nana. Tea adalah teman sekelas Nana. Setelah ibu Nana sampai di rumah Tea, dan memberi salam kepada ibu Tea serta memberi salam kepada Tea, ibu Nana langsung bertanya kepada Tea. “Nak Tea, maafkan ibu telah mengganggu waktu nak Tea, ibu mau menanyakan kejadian yang menimpa Nana, apakah nak Tea tahu penyebabnya?” Tanya ibu Nana pada Tea.
“Iya ibu, tadi di sekolah, Nana sempat diejek oleh kakak kelas kami, katanya sepatu Nana ada jendelanya. Begitu, bu.” Ucap Tea. Raut wajah ibu Nana, mendadak menjadi sedih.Na, Gramedians, dari potongan cerita di atas, sedikit terbuka ya, mengenai gambaran sebuah kejadian yang menimpa seorang adik kelas, dan dilakukan oleh kayak kelas. Kejadian ini bukan kejadian yang menyenangkan, melainkan kejadian yang tidak mengenakkan, membuat seseorang malu, jengkel, dan ujung-ujungnya menjadi murung.
Hal yang dialami oleh Nana, adalah tindakan bullying. Nana menjadi korban bullying yang dilakukan oleh kakak kelasnya. Peristiwa bullying ini terjadi di sekolah, maka disebut sebagai bullying di sekolah.Sebagaimana kita tahu, bullying merupakan merupakan segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh satu atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain, bertujuan untuk menyakiti dan dilakukan secara terus menerus.
Meski disebut sebagai tempat belajar, tempat bersosialisasi, dan tempat mengenal budi pekerti, sekolah juga berpotensi menjadi tempat merebaknya kasus bullying. Setiap warga sekolah, dalam lokasi tertentu, berpotensi menjadi pelaku, maupun korban bullying. Bullying di sekolah, dapat dilakukan oleh, guru kepada siswa, orang dewasa di lingkungan sekolah (staf tata usaha, pelaksana harian, atau petugas keamanan sekolah non guru), siswa senior kepada juniornya, atau siswa dengan sebayanya.
Bentuk bullying yang terjadi di sekolah
Dalam berbagai aktivitas di sekolah, setiap warga sekolah, baik itu guru, karyawan, maupun siswa, selalu terlibat untuk ikut serta di dalamnya. Meski bertujuan mendidik, tidak jarang aktivitas-aktivitas ini memicu munculnya konflik yang berujung padai suatu bentuk tindakan bullying. Untuk diketahui bersama, ada beberapa jenis bullying yang mungkin dapat terjadi di lingkungan sekolah.
Bullying verbal
Bullying jenis ini biasanya terlontar melalui kata-kata yang tidak menyenangkan. Dapat berupa ejekan, umpatan, cacian, makian, celaan, serta fitnah. Semua jenis ungkapan berupa kata-kata yang bersifat menyakiti orang lain, merupakan bentuk bullying verbal.
Bullying fisik
Berbicara mengenai fisik, hal ini terkait erat dengan fisik atau tubuh seseorang. Bullying fisik merupakan bentuk kekerasan yang terjadi dengan menyakiti fisik seseorang. Bentuk kekerasan ini dapat berupa tendangan, pukulan, tamparan, atau meludahi seseorang.
Bullying relasional
Di sekolah, bullying relasional terjadi karena muncul kelompok-kelompok tertentu yang berseberangan dengan kelompok atau individu lain, sehingga muncul pengucilan terhadap seseorang yang dianggap berseberangan, selain dikucilkan, seorang siswa yang dianggap “berbeda” dengan kebanyakan siswa di sekolah akan diabaikan, dicibir, dengan segala hal yang dapat membuat siswa tersebut diasingkan dari kelompoknya.