Bekas Luka Bullying: Dampak pada Kehidupan dan Hubungan Orang Dewasa – Satu lagi buku yang penting untuk dijadikan rujukan bagi mereka yang ingin mengatasi bully di kalangan anak-anak, remaja, di sekolah, sehingga mendorong para pemangku kebijakan untuk berbuat lebih banyak, lebih besar, dari apa yang belum mereka perbuat untuk mengatasi bully di Indonesia sekian lama ini. Buku dengan judul “Bullying Scars: The Impact on Adult Life and Relationships” buah karya professor psikologi Ellen Walser deLara dari universitas Syracuse Amerika Serikat.
Penelitian tentang bully telah meningkatkan kesadaran kolektif tentang dampak serius yang dapat terjadi pada anak-anak. Kita tidak lagi menerimanya sebagai suatu situasi dari masa perkembangan serta peralihan yang tidak berbahaya, hanya bagian dari tumbuh kembang yang bisa bikin nyengir dan diurus sisanya lewat saling bersalaman.
Padahal ada pertanyaan penting, pengalaman trauma adalah pengalaman trauman, di mana seseorang tumbuh dari pengalaman traumatik itu, efek yang ada bertahan lama, bayangan kita jika mau jujur, bukan sekedar masa sekolah yang indah, tapi juga bayangan tetang adanya anak pembuli yang kita pingin dia mati menderita, meskipun kita tidak menjadi korban buli.
Itulah pengalaman traumatis dan ternyata bertahan hingga dewasa. Pertanyaannya dalam buku tersebut, apakah ada konsekuensi seumur hidup atau efeknya cukup mempengaruhi pertumbuhan? Apakah sebagian dari kita lebih ulet daripada yang lain dalam move on? Apakah ada hasil positif atau tidak terduga sebagai hasil dari ditindas (atau pernah digertak) sebagai seorang anak?
Dalam upaya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, buku Ellen mencoba menguak Luka bullly dari masa kanak-kanak dari sudut pandang para korban, pelaku intimidasi, dan orang-orang yang ada di sekitarnya yang sekarang sudah dewasa; buku ini membahas bagaimana kehidupan telah direkayasa melalui pengalaman traumatik sejak masa kecil.
Penelitian yang dikumpulkan untuk buku ini, melalui wawancara dengan lebih dari 800 orang, menunjukkan bahwa pengambilan keputusan orang dewasa, dari pegawai biasa, hingga politisi yang memegang keputusan besar pun dikendalikan oleh viktimisasi yang mereka alami sebagai anak-anak di tangan teman sebaya, saudara kandung, orang tua, atau pendidik.
Ditulis dengan gaya yang menarik dan mudah dicerna dalam bahasa keseharian entah penyajian data, wawancara yang dikumpulkan deLara, buku ini akan menarik bagi siapa pun yang ingin menghilangkan tradisi bully. Selain itu, sangat relevan untuk para guru, profesional di bidang kesehatan mental – konselor, terapis, pekerja sosial, psikolog klinis – yang berurusan dengan masalah ini. Catatan lain dari buku ini adalah :
• Buku ini memberi pembaca untuk menambah wawasan khusus tentang trauma yang dapat muncul dari fenomena yang tampaknya universal ini.
• Berdasarkan penelitian asli penulis dengan lebih dari 800 orang dewasa di seluruh sampel nasional yang beragam.
• Tidak ada buku di pasar yang membahas konsekuensi jangka panjang dari intimidasi masa kanak-kanak di masa dewasa.
• Buku ini berbasis penelitian tetapi sangat mudah dibaca, termasuk akun orang pertama, ingatan, dan pengamatan yang diambil dari ratusan wawancara.
• Setiap bab menggambarkan cara penting di mana intimidasi masa kecil mengubah seorang individu dan kemudian muncul sebagai aspek penting dalam kehidupan dewasa mereka.
Bullying adalah fenomena internasional. Tradisinya sama persis dari satu ke lain Negara, sehingga buku ini juga bisa jadikan rujukan terhadap tradisi bully yang terjadi di Indonesia. Sangatlah mengerikan jika bully didiamkan, maka orang dewasa seperti apa yang kita petik nantinya?